Komponen – komponen listrik





  Resistor 

Secara umum fungsi dari komponen resistor adalah sebagai pengatur kuat arus yang mengalir. Nilai resistor dinyatakan dalam satuan ohm (W).
 Jika resistor (R) dipasang pada tegangan (V) yang tetap, maka :
a.   Kuat arus I akan menjadi kecil, bila resistor R besar.
b.  Kuat arus I akan menjadi besar, bila resistor R kecil.
Macam-macam resistor :
a.   Resistor tetap, disebut weerstand (bahasa Belanda) yang kaki-kakinya terletak pada ujung-ujungnya dan dalam praktek dapat dipasang bolak-balik. Nilai resistor dinyatakan dengan warna gelang yang melingkar pada bagian luar resistor tersebut. Kode warna gelang diciptakan oleh perkumpulan pabrik-pabrik radio Eropa dan Amerika yang bernama RMA (Radio Manufactores Association). Setiap resistor ditandai dengan 4 warna gelang, dimana warna-warna  tersebut melambangkan angka-angka sebagai berikut :
Hitam  : 0 (nol); Coklat: 1 (satu); Merah: 2 (dua); Jingga: 3 (tiga); Kuning   : 4 (empat); Hijau : 5 (lima); Biru: 6 (enam); Ungu: 7 (tujuh);Kelabu   : 8 (delapan); Putih: 9 (sembilan)
Warna-warna untuk toleransinya sebagai berikut :
Emas          : 5%
Perak          : 10%
Tanpa Warna      : 20%

Keterangan :
·       Pita pertama melambangkan angka pertama.
·       Pita kedua melambangkan angka kedua.
·       Pita ketiga melambangkan banyaknya angka nol.
·       Pita warna keempat melambangkan toleransi.
Contoh :
1)  Merah, ungu, jingga, emas ; artinya 27 K Ohm toleransi 5%.
a.   Variabel Resistor (VR)
Adalah resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah, variabel resistor dapat digolongkan menjadi 2 macam :
1)  Potensimeter, ada 2 macam :
·       Potensio Linier, ialah potensio yang apabila kontak gesernya dipindah nilai hambatannya berubah sesuai dengan perhitungan linier.
·       Potensio logaritmis, ialah potensio yang apabila kontak gesernya dipindah nilai hambatannya berubah sesuai dengan perhitungan logaritma.
Potensiometer kebanyakan dipergunakan sebagai alat pengatur, misal :

1.  Alat pengatur suara (Volume Control)
2.  Alat pengatur nada (Tone Control)
3.  Alat pengatur nada tinggi (Treble Control)
4.  Alat pengatur nada rendah (Bass Control)

2)  Trimmer potensio = Trimpot
Cara merubah nilai hambatan pada tripot adalah dengan jalan memutar memakai obeng (drei).



  Kapasitor
Kapasitor atau biasa juga disebut Kodensator, adalah merupakan komponen elektronika yang dapat menyimpan tenaga listrik dalam waktu tertentu, tanpa disertai reaksi kimia. Kapasitor berlainan dengan aki, dimana aki juga dapat menyimpan tenaga listrik, tetapi dengan disertai reaksi kimia.
Pada dasarnya kapasitor terdiri dari 2 keping penghantar (konduktor) yang disekat satu dengan yang lain. Bahan penyekat keping ini disebut Dielektrika (Gambar 3.5). Berdasarkan bahan dielektrikanya, maka kapasitor dibagi atas berbagai macam-macam, diantaranya :
a.   Kapasitor keramik : jika dielektrikanya keramik
b.  Kapasitor kertas : jika dielektrikanya kertas
c.   Kapasitor mika : jika dielektrikanya mika
d.  Kapasitor elektrolit (elco) : jika dielektrikanya oksida alumunium
e.   Kapasitor variable (varco)
f.    Kapasitor trimmer




  Transformator
Transformator atau biasa disebut dengan trafo adalah alat untuk mengubah tegangan bolak-balik menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dan digunakan untuk memindahkan energi dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian berikutnya tanpa merubah frekuensi.
Dalam aplikasinya trafo dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu :
1.  Transformator Step-Up atau tranformator penaik tegangan adalah tranformator yang digunakan untuk menaikkan tegangan dari rendah ke tegangan yang lebih tinggi.
2.  Transformator Step-Down atau transformator penurun tegangan adalah transformator yang digunakan untuk menurunkan tegangan dari tinggi ke tegangan yan lebih rendah.
Cara kerja transformator adalah sebagai berikut :
1.  Jika kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan arus AC, maka pada kumparan primer timbul garis-garis gaya magnet yang berubah-ubah.
2.  Perubahan garis-garis gaya dari kumparan primer ini menginduksi kumparan sekunder sehingga pada kumparan sekunder timbul arus bolak-balik.
Dengan memilih jumlah lilitan yang sesuai untuk tiap kumparan dapat dihasilkan GGL kumparan sekunder yang berbeda dengan GGL kumparan primer. 
Previous
Next Post »
Thanks for your comment